Selasa, 09 Mei 2017

praktikum pewarnaan gram

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
PEWARNAAN GRAM




Nama               : Willyam Siringo Ringo
NIM                : J1A116050
Kelompok       : 1 (satu)
Shift                : 2 (dua)
Asisten            : Hirayati, S.Si





Nilai Laporan
Tanda Terima Laporan dan Paraf Asiten


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Bakteri  memiliki morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas. Bakteri adalah mikroorganisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dlihat oleh mata telanjang dan harus menggunakan bantuan mikroskop (mikroskopis). Selain kecil, bakteri juga hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras dengan air. Sehingga untuk melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk mempernudah proses identifikasi  bakteri.
Untuk mengidentifikasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi mula-mula diamati morfologi sel secara mikroskopik melalui pewarnaan, salah satunya adalah dengan pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan salah satu prosedur yang paling banyak digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Dari pewarnaan gram dapat diketahui morfologi sel antara lain sifat gram, bentuk sel, dan penataan sel. Pewarnaan gram atau metode gram merupakan suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar yaitu, gram positif dan gram negatif, berdasarka sifat kimia dan fisika dinding sel mereka. Pewarnaan Gram dibagi menjadi dua yaitu pewarnaan majemuk karena menggunakan lebih dari satu macam zat warna. Dan pewarnaan diferensial karena pewarnaan ini mampu membedakan bakteri, sehingga bakteri dapat digolongkan menjadi dua yaitu gram negatif dan gram positif.
Selain dengan pewarnaan, identifikasi bakteri dapat berupa melihat morfologi koloni dan uji biokimia bakteri. Morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur, warna koloni,dll. Semantara uji biokimia dilakukan untuk memastikan jenis/spesies bakterinya. Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini untuk mengetahui teknik pewarnaan bakteri, morfologi koloni, dan uji biokimia sehingga dapat mempernudah untuk isdentifikasi jenis bakteri yang telah dibiakan pada praktikum sebelumnya.

1.2.      Maksud dan Tujuan
1. Membedakan gram positif dan gram negatif dengan mlihat didnding sel.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobioligi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk hidup yang kecil, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop (micros = kecil, bios= hidup, dan logos= ilmu). Makhluk hidup yang kecil ini disebut mikroba atau mikro-organisme. Bakteri berasal dari kata latin bacterium  (jamak, bacteria) , adalah kelompok raksasa dari organisme hidup (Entjang, 2003).
            Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat kecil,  bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1.000 X atau lebih (Waluyo, 2004).
Sel bakteri memiliki panjang yang beragam, sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang dari pada sel spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1 sampai 0,3 µm. Bentuk bakteri bermacam – macam yaitu elips, bulat, batang dan spiral. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan jelas dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur internal dan butiran. Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti bola/elips, batang (silindris), atau spiral (heliks) (Volk & Wheeler, 1993). 
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas dari pada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad-jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar & Chan, 2007).
Bakteri yang diwarnai dengan teknik pewarnaan Gram terbagi dua golongan, yaitu: Gram positif , bila warna zat pewarna pertama (karbol gentian violet) tetap bertahan, dengan demikian warna sel bakteri tampak ungu tua; dan Gram negatif, bila warna zat pewarna pertama  tidak bertahan (luntur) kemudian tercat oleh zat pewarna tandingannya, misal: air fuchsin, safranin, dan oleh zat pewarna tandingan lainnya. (Razali, 1987)
Penyebab terjadinya dua golongan bakteri yaitu gram positif dan gram negatif ialah perbedaan ketebalan dinding sel. Dinding sel bakteri gram negatif  pada umumnnya lebih tipis dari yang dimiliki bakteri gram positif. Presentasi kandungan lipid bakteri gram negatif lebih tinggi dari pada gram positif. Keterangan lain yang hampir sama juga mendasarkan pada perbedaan permeabilitas antara kedua golongan bakteri itu, yaitu pada bakteri gram negatif kandungan peptidoglikan jauh lebih sedikit sehingga kerapatan jalinannya jauh lebih sedikit dari pada baktri gram positif. Ini menunjukkan bahwa struktur dinding sel bakteri Gram positif yang menjadi tempat tertahannya zat pewarna pertama yaitu karbol gentian violet (Razali, 1987).

BAB III
METODOLOGI

3.1.      Waktu dan tempat
                                    Ada pun praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 3  Mei 2017 jam 10.00 wib sampai dengan selesai dan bertempat di laboratorium Mikrobiologi Universitas Negri Jambi Pondok Meja.

3.2.      Bahan dan Alat
Bahan :
1.    Bakteri dari media biakan
2.    Safranin
3.    Minyak imersi
4.    Alkohol 90%
5.    Alkhol 70%
6.    Lugol / Iodine
7.    Crystal violet
8.    Aquades
9.    Tisue
Alat :  
1.    Mikroskop
2.    Bunsen
3.    Jarum Ose
4.    Pipet tetes
5.    Objek Glass
6.    Stopwatch


3.3.      Skema kerja
1.  Persiapkan preparat sampel yaitu objek glass disterilkan dengan alkohol 70%
2.  Lakukan fiksasi
3.  Pemberian warna crystal violet 2- 3 tetes
4.  Diamkan selama ± 1 menit
5.  Bilas dengan aquades atau air mengalir
6.  Berikan larutan lugol / yodium, biarkan ± 1 menit
7.  Cuci kembali dengan aquades atau air mengalir setelah dikering anginkan
8.  berikan alkohol 90% dan diamkan selama 10-20 detik
9.  Kemudiaan dicuci sebentar
10.Beri larutan warna 2 yaitu safranin dan diamkan kembali selama 10-20 detik
11.Bilas dengan air atau aqaudes kemudian keringkan dengan kertas serap ata tisue
12.Amati dibawah mikroskop dengan diberi minyak imersi



 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Data pengamatan
                                    Dari hasil pengamatan pada praktikum tentang pewarnaan bakteri didapat data penggnaan alat bantu berupa mikroskop, yang ddisajikan dalam bentuk tabel dibawah.
            Tabel 1.
           
Gambar
Keterangan

Dengan perbesaran 10


Dengan perbesaran 100

 

·           Bentuk bakteri : bacil
·           Warn bakteri : ungu
·           Termsuk dalam gram  positif (+)

4.2.      Analisa hasil         
Pewarnaan bakteri gram dilakukan dengan penetesan berbagai macam bahan dan kemudian diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran yang berbeda. Setelah dilakukan pengamatan dibawah mikroskop didapat morfologi dari bakteri yakni sebagai berikut :
1.      Pembesaran 10
Saat dilakukan pengamatan dengan perbesaran lensa objektif 10 kali, hanya terlihat warna dari bakteri gram yaitu ungu terang.
2.      Pembesaran 100
Saat dilakukan dengan pembesaran lensa objektif 100 kali dan diberi minyak emersi terlihat lebih jelas morfologi dari bakteri gram dibandingkan dengan perbesaran 10 kali. Bakteri gram yang ditemukan berbentuk bacil dan berwarna ungu pucat.
Bakteri hasil pengamatan ini termasuk dalam bakteri gram positif, karena setelah dilakukan pewarnaan bakteri yang terlihat adalah warna ungu. Dan  warna ungu tersebut menunjukan bahwa bakteri hasil penagamatan itu adalah bakteri gram positif.


4.3.      Pembahasan
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan gram menggunakan 4 macam zat pewarna yaitu meliputi crystal Violet sebagai pewarna primer, Iodium sebagai pewarna sekunder, Alkohol sebagai larutan pemucat, Safranin sebagai pewarna pembanding. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.
 Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri. 
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak membiaskan cahaya hal tersebut menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna dapat mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Mengamati bakteri dalam kehidupan sangat sulit sehingga dikembangkan teknik pewarnaan sel bakteri agar sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, pelunturan warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat pewarna penutup.
Pada praktikum kali ini dilakukan teknik pewarnaan yaitu pewarnaan pada bakteri. Diawali dengan mengoleskan isolat bakteri yang telah dibiakan sebelumya dengan tujuan agar isolat bakteri dapat merata dikaca preparat. Lalu dilakukan fiksasi untuk melekatkan mikroorganisme di kaca preparat. Sedangkan pemberian Iodium bertujuan untuk memperkuat warna pada bakteri. Alkohol 90% berfungsi sebagai pemucat atau peluntur warna pada bakteri. Dan tahap terakhir yaitu pemberian safranin yang berfungsi untuk memberi warna kembali pada bakteri yang telah kehilangan warna pada proses pemucatan dengan menggunakan alkohol. Pada bakteri di preparat menunjukkan warna ungu. Hal ini membuktikan bahwa bakteri di preparat merupakan bakteri gram positif dikarenakan pada bakteri ini mengandung banyak peptidogligan sehingga mudah berikatan dengan kristal ungu. Dan bebntuk bakteri yang didapat adalah bacil.






BAB V
PENUTUP

\

5.1.      Kesimpulan
Kesimpuulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini bahwa jenis bakteri terbagi menjadi dua yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Bakteri gram positif memunyai dinding sel tebal dan berwarna ungu sedangkan bakteri gram negatif dinding selnya lebih tipis dan berwarna merah mudah,  dan pada percobaan kali ini bakteri yang dihasilkan adalah bakteri gram positif.


5.2.      Saran
1.      Para praktikan diharapkan dapat melakukan praktikum sesuai dengan prosedur kerja yang diberikan.
2.      Saat praktikum praktikan diharpkan menjaga dengan baik keaseptisan sampel.





























Daftar pustaka


Waluyo. 2004. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : CV Rajawali.
Entjang, Indan.2003.Mikrobiologi dan Parasitologi.PT. Citra Aditya Bakti: Bandung.
Pelczar, Michael J. dan E. C. S. Chan, 2008. Dasar-dasar Mikroorganisme. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Razali, U. 1987. Mikrobiologi Dasar. Jatinangor: FMIPA UNPAD.
Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga : Jakarta







































Tidak ada komentar:

Posting Komentar