SUBSTITUSI MARGARIN DENGAN STEARIN DARI MINYAK SAWIT
MERAH (MSM) DALAM PEMBUATAN COOKIES
RIADI
EMILSYAH
Program Studi Teknoloi Hasil Pertanian
Fakultas
Teknologi Pertaniaan
Universitas
Jambi
Jln.
Tribrata km.11 kecamatan mestong kabupaten muaro jambi
![]() |
Abstrak
RIALDI EMILSYAH SUBSTITUSI MARGARIN DENGAN STEARIN DARI MINYAK SAWIT
MERAH (MSM) DALAM PEMBUATAN COOKIES Dibawah bimbingan Bapak Dr. Mursalin, S.TP, M.Si dan Ibu
Dewi Fortuna , S.TP, MP
Penelitian
dilakukan untuk mengetahui pengaruh subtitusi margarin dengan stearin minyak sawit merah. Parameter yang diamati
ialah total karetonoid, rasio penyebaran, kadar lemak, kadar air kadar air, dan mutu organoleptik
produk yang dihasilkan. Penelitian
dilaksanakan dilaboratorium Analisa dan Pengolahan Hasil Pertanian Fakultas
Tknologi Pertanian Universitas Jambi. Metode yang digunakan adalah metode
eksperimental Rancangan Acak Lengkap
dengan 6 taraf perlakuaan penambahan stearin sebanyak 0 % (P1), 20% (P2), 40%
(P3), 60% (P4), 80% (P5) dan 100% (P6) dengan 4 kali pengulangan. Data hasil
pengamatan dianalisis menggunakan menggunakan Analisa Sidik Ragam (anova) pada
taraf 1 dan 5% dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test
(DNMRT) pada selang kepercayaan 5%. Hasil substitus
margarin dengan stearin MSM berpengaruh nyata terhadap kadar karotenoid, lemak, air,
warna dan aroma cookies tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap rasio
penyebaran, rasa, tekstur dan mutu hedoniknya. Parameter terbaik cookies
memiliki total karotenoid 106,04 ppm,
lemak 32,26%, air 2,41%, rasio
penyebaran 6,17%, skor aroma 2,5 (sedikit menyimpang), skor rasa 3,75 (khas
cookies), skor tekstur 4,05 (renyah dan kurang kompak), skor warna (orange
muda) dan skor penerimaan keseluruhan 4,1 (suka) diperoleh dari perlakuan
substitusi margarin sebesar 60%.
Kata
kunci : Minyak sawit merah
(MSM), stearin MSM, Fraksi Margarin, Karotenoid dan cookies
PENDAHULUAN
Minyak sawit
memiliki keunggulan kandungan karoten yang tinggi sekitar 500-700 ppm
(Scrimshaw, 2000). Karoten terutama dari jenis β- merupakan prekursor vitamin A
dalam metabolisme tubuh manusia, senyawa anti kanker, dapat mencegah penuaan
dini dan penyakit kardiovaskuler, menanggulangi kebutaan akibat xeropthalmia,
pemusnah radikal bebas, mengurangi penyakit degeneratif dan meningkatkan kekebalan
tubuh ( Muhilal et all, 2006).
Tabel 1 aktivitas vitamin A pada minyak sawit.
Minyak sawit merah
(MSM) adalah minyak alamiah pengolahan lanjutan dari crude palm oil (CPO),
tanpa pewarna dan pengawet buatan. MSM merupakan minyak makanan yang kaya akan
provitamin A (440 ppm) dan vitamin E (500 ppm) (Fasikhatun, 2010).

Lietz (2001) menyebutkan bahwa dapat
digunakan sebagai suplemen untuk meningkatkan konsentrasi α dan β- karoten di
dalam plasma darah dan ASI. Suplementasi MSM dengan cara meminumnya sebanyak 8
ml sehari selama 24 minggu dapat mengurangi resiko anemiapada wanita hamil.
Penganekaragaman pengolahan MSM menjadi produk pangan selain
minyak goreng merupakan salah satu upayah meningkatkan nilai tambahnya.
Diversifikasi penggunaan MSM telah banyak dilakukan , diantaranya sebagai bahan
baku pembuatan margarin, keju, sup, puding,,es krim, mie, butter, shortening
dan aneka produk kue (Ketaren, 2005). Bentuk pengnekaragaman penggunaan MSM
yang di kembangkan pada penelitiaan ini adalah substitusi margarin dengan
stearin MSM dalam pembuatan cookies.
Coookies merupakan jenis kue kering yang dapat dibuat dari berbagai adonan solid
atau semi liquid lalu dipanggang pada suhu tertentu. Biasanya cookies memiliki
ukuran ketebalan 1 cm mempunyai tekstur
kering, renyah dan rasa yang manis. Menurut SNI 01-2973-1992, cookies merupakan
jenis biskuit yang terbuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, relatif
renyah bila dipatahkan dan penampang potongannya bertekstur padat (BSN, 1992).
Berdasrkan
keterangan diatas penulis berminat untuk meneliti pengaruh substitusi margarin
dengan sterin MSM terhadap sifat kimia, fisik dan organeoloptik cookies yang
dihasilkan dan seberapa banyak stearin MSM dapat menggantikan fungsi margarin
pada pembuatan cookies. Sehingga dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan
informasi tentang pengaruh tingkat substitusi
margarin denag stearin MSM terhadap sifat kimia, fisik dan organolepti cookies.
METODE PENELITIAN
Penelitian
pengambilan stearin dilaksanakan pada
bulan Juni-Juli 2014, di laboratorium Seafast Center, IPB. Penelitian analisa
data dilakukan Februari – Juni 2015 di laboratorium Analisa Pengolahan Hasil
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi. Penelitan ini
disusun dalam Rancangan Acak lengkap dengan tingkat substitusi margari dengan
stearin MSM yang terdiri dari 6 taraf dan 4 kali ulangan.
Minyak MSM di homogenkan pada tengki pemanas, dengan
cara mengalirkan steam sebanyak 66,5 kg. Setelah homogen minyak dimasukkan
dalam reaktor deguming, dipanaskan hingga suhu 800C, ditambahkan
fosfat 85% sebanyak 0,15% sambil diaduk 56 rpm. Setelah 25 menit diambil sampel
untuk menentukan kadar FFA guna untuk menentukan NaOH 16 Be yang harus
ditambahkan dalam rangka untuk menetralkan minyak.
Adapun
parameter yang digunakan adalah total karotenoid, kadar lemak, kadar air, rasio
penyebaran dan uji organoleptik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
analisa ragam menunjukan bahwa perlakuan substitusi margarin denagan stearin
pada pembuatan cookies berpengaruh nyata terhadap karotenoid cookies yang
dihasilkan.
Total
karotenoid cookies menurut perlakuan substitusi margarin dengan stearin MSM
Tingkat substistusi margarin dengan stearin MSM (%)
|
Karotenoid (ppm)
|
0
20
40
|
67,02 a
93,11 ab
99,58 bc
|
60
80
100
|
106,04 bcd
129,13 cd
135,25 d
|
Keterang
: angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
5 % menurut uji DNMRT. Nilai karotenoid
pada cookies berkisar atara 67,02 – 135,25 ppm, dengan nilai tertinggi
pada substitusi stearin MSM sebesar 100%.

Kadar
lemak pada cookies diukur dengan
menggunakan metode exstraksi soxhhleat. Berdasarkan standar SNI, jumlah lemak
minimal pada cookies adalah 9,5%. Kadar lemak cookies menurut perlakuaan tinkat subtitusi margarin dengan stearin MSM.
Tingkat substistusi margarin dengan stearin MSM (%)
|
Kadar lemak
|
0
|
24,33 a
|
20
|
29,00 b
|
40
|
29,04 b
|
60
|
32,26 c
|
80
|
32,57 cd
|
100
|
33,99 c
|
Keterangan : Angaka-angka yang
diikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji DNMRT.
Kadar
lemak pada cookies berpengaruh terhadap tekstur terutama dalam hal atribut
kekerasan. Makin tinggi kadar lemak maka makain rendah tinkat kekerasannya.
Kadar
air yang terdapat pada produk pangan akan mempengaruhi penampakn, cita rasa dan
keawetannya. Berdasarkan analisa ragam menunjukan bahwa perlakuan substitusi
margarin denagan stearin pada pembuatan cookies berpengaruh nyata terhadap
kadar air cookies. Kadar air cookies menurut perlakuaan tingkat subtitusi
margarin dengan stearin MSM
Tingkat substistusi margarin dengan stearin MSM (%)
|
Kadar air (%)
|
0
|
3,70 a
|
20
|
2,40 b
|
40
|
3,35 b
|
60
|
2,41 b
|
80
|
2,19 c
|
100
|
1,14 c
|
Keterangan
: Angaka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji DNMRT.
Dapat
dilihat bahwa kadar air yang dihasilkan berkisar antara 1,14 – 3,7%. Kadar air
yang dihasilkan dari setiap taraf perlakuan
memenuhi standar mutu cookies.
Rasi
penyebaran berdasarkan analisa ragam substitusi margarin dengan stearin
MSM pada pembuatan cookies tidak
berpengaruh nyata terhadap rasiopenyebaran cookies yang dihasilkan. Tabel rasio
penyebaran cookies yang dibuat dengan berbagai tingkat perbandingan substitusi
margarin denagn stearin MSM
Tingkat substistusi margarin dengan stearin MSM (%)
|
Rasio penyebaran
|
0
|
6,12
|
20
|
6,12
|
40
|
6,07
|
60
|
6,17
|
80
|
6,13
|
100
|
6,12
|
Substitusi
margarin dengan stearin MSM tidak berpengaruh nyata terhadap rasio
peebaran pada pembatan cookies yang
dihasilkan, hal ni didugah oleh kandungn lemak pada margarin dan stearin MSM
untuk setiap percobaan adalah sama.
KESIMPULAN
Berdasarkan
data hasil penelitian dapat dtarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Substitusi
margarin denagn stearin MSM berpengaruh
sangat nyata terhadap kadar-kadar
berikut : karotenoid, lemak, warna dan aroma cookies tetapi tidak berpengaruh
nyata terhadap rasio penyebaran , ras,
tekstur dan mutu heoniknya.
2.
Cookies
dengan parameter terbaik yaitu memiliki total karatoneid106,04 ppm, kadar lemak
32,26%, kadar air 2,41%, rasio penyebaran
6,17%, skor aroma 2,5 (sedikit menyimpang), skor rasa 3,75 (khas
cookies) dan skor penerimaan keseluruhan 4,1 (suka) diperoleh dari perlakuan
subtitusi margarin sebesar 60%.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan
Standar Nasional (BSN). 1992. Biskuit. SNI 01-3541-2002. Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta
Fasikhatuna
T. 2010. Pengaruh Konsentrasi Maltodekstrin dan gum Rab Terhadap Karakteristik
Mikronekapsulat Minyak Sawit Merah dengan Metode Spray Draying. Skripsi.
Departemen Ilmu dan teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertaniaan. IPB, Bogor.
Ketaren.
2005. Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia. Press. Jakarta.
Lietz,
Q. C.J.K. Hemy, Q. Mulo koji, J.K.L. Mugyabuso. A ballart, G.D. Ndossi, W.
Lorri dan A Tomkinas. 2001. Comparison of the effects of supplemental red palm
oil and sunflower oil ori maternal Vitamin A status. Am Clin Nut.
74(4):501-509.
Muhilal,
D. Damayanti. 2006. Gizi Seimbang Untuk Anak Usia Sekolah Dasar. PT. Primamedia
Pustaka, Jakarta.
Scrimshaw,
N.S. 2000. Nutritional potential of red palm oil for combaiting viamin A
dificiency. Fut and Nut Ball. 21(2):195-201
Tidak ada komentar:
Posting Komentar