Kamis, 27 April 2017

USAHA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA (PASCA TAHUN 1945)

USAHA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA (PASCA TAHUN 1945)

Sebelum memperoleh kemedekaan, bangsa Indonesia terlebih dahu lu memproklamasikan kemerdekaannya yang dikenal dengan “Proklamasi Kemerdekaan”. Proses ini berawal dari terdengarnya berita kekalahan Jepang dari pihak sekutu, seketika juga kelompok pemuda mendesak Sukarno-Hata untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Akan tetapi dengan alasan menunggu janji Jepang untuk memberikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno-Hata tidak dengan segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hal inilah yang mendorong para pemuda melakukan aksi penculikan terhadap Sukarno-Hata ke Rengasdengklok yang akhirnya dikenal dengan “Peristiwa Rengasdengklok”. Proses perumusan teks prokalamasi kemerdekaan bertempat di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda dengan tujuan keamanan dan tidak terganggu oleh pihak Jepang.

a.          Latar Belakang Konflik Indonesia - Belanda
         Sebagaimana kita ketahui kemerdekaan bangsa Indonesia di kumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1845, sehari kemudian setelah itu tepatnya tanggal 18 agustus 1945 di tetapkan UUD ( UUD 1945 ) sebagai konstitusi negara RI dan di pilihnya Soekarno sebagai  Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden.Perjuangan bangsa indonesia selanjutnya semakin berat karena harus mempertahankan kemerdekaannya.
Adapun faktor penyebab konflik Indonesia dan Belanda antara lain :
1.Kedatangan Tentara Sekutu Yang Di Boncengi Oleh NICA.
2.Kedatangan NICA ( Belanda ) Berupaya Untuk Menegakkan Kembali Kekuasaannya Di Indonesia

b.     Usaha Perjuangan mempertahankan kemerdekaaan Indonesia
         Dalam mempertahankan kemerdekaan indonesia terjadi berbagai pertempuran diantaranya
1. Pertempuran 10 November di Surabaya
2. Pertempuran Medan Area (10 Desember 1945)
3. Peristiwa Palagan Ambarawa (21 November – 15 Desember 1945)
4. Bandung Lautan Api (23 Maret 1946)
5. Peristiwa Merah Putih di Manado (14 Februari 1946)
c.      Perjuangan diplomasi Indonesia
Selaian berjuang mempertahankan Indonesia melalui perjuangan fisik, Indonesia juga berusaha tetap mempertahankan kemerdekaanya melalui perjuangan Diplomasi. Diplomasi artinya perundingan/perjanjian yang dibuat untuk disepakati. Para pejuang diplomasi Indonesia berunding dengan Belanda untuk membuat perjanjian yang akan dilaksanakan.
1.       Perundingan Hooge Veluwe
2.       Perundingan Linggajati
3.       Agresi Militer Belanda I, Terbentuknya KTN, dan Perundingan Renville
4.       Agresi Militer Belanda II
5.       PDRI dan Serangan Umum 1 Maret 1949
6.       Perundingan Roem-Royen
7.       Perundingan Roem-Royen
8.       Konferensi Meja Bundar (KMB)
d.     Faktor-faktor yang mendorong  atau memaksa  belanda keluar dari Indonesia
Faktor yang mendorong indonesia keluar dari indonesia ada dua yaitu:
1.       Faktor dari dalam (internal)
a.       Para pejuang Republik Indonesia terus melakukan perang gerilya dan serangan umum.
b.      Belanda tidak mendapat dukungan politik dari dalam negeri Indonesia. Ketika membujuk Sultan Hamengkubuwono IX untuk menjadi pemimpin sebuah negara di Jawa maka ditolaknya.
c.       Perang yang berkepanjangan mengakibatkan hancurnya perkebunan dan pabrik-pabrik Belanda. Untuk menghindarkan hal itu Belanda harus mengubah strateginya.
d.      Dari dalam negeri Indonesia, Belanda menyadari bahwa kekuatan militernya tidak cukup kuat untuk memaksa RI tunduk kepadanya.
2.       Faktor dari luar (Eksternal)
PBB dan Amerika Serikat mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Belanda. Amerika Serikat mengancam akan menghentikan bantuan pembangunan yang menjadi tumpuan perekonomian Belanda. Dengan adanya faktor-faktor di atas maka diselenggarakanlah KMB yang bermuara diakuinya kedaulatan Republik Indonesia Serikat pada tanggal 27 Desember 1949 sehingga memaksa Belanda keluar dari bumi Indonesia.



sekian  artikel dari saya tentang usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia., saya berharap ada kritik dan saran yang membangun dari yang membaca.
  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar