Rabu, 26 April 2017


PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
                        PENGENCERAN DAN PENANAMAN MIKROBA                
 
Nama               : Willyam Siringo Ringo
NIM                : J1A116050
Kelompok       : 1 (satu)
Shift                : 2 (dua)
Asisten            : 1. Ika Gusriani, S.TP, M.P.
                          2. Hirayati, S.Si
 
 
 

 
Nilai Laporan
Tanda Terima Laporan dan Paraf Asiten
 
 
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017


 
BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1.            Latar Belakang
 
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang populasinya sangat besar dan kompleks. Spesiesnya yang berjumlah ratusan terdapat di bagian-bagian tubuh manusia, makanan, hewan  dan lain-lain. Terkadang dalam kehidupan kita membutuhkan suatu mikroorganisme tertentu untuk diisolasi atau dibiakkan. Misalnya, bila hendak mengisolasi bakteri dari benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misalnya lontong, maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu hingga halus. Populasi bakteri dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari suatu lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi mikrooraganisme antara lain: goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate) dan cara pengenceran (dilution plate).
Total Plate Count (TPC) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan. Metode hitungan cawan (TPC) merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam analisa, karena koloni dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Untuk menghitung total bakteri dengan metode cawan digunakan Nutrient Agar (NA). Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum mengenai Isolasi dan perhitungn mikroba ini.
 
1.2.            Maksud dan Tujuan
 
1.    Memahami persiapan  dan pelaksanaan pengenceran bertingkat suspensi bakteri.
            2.    Mengenal  dan memahami teknik-teknik isolasi bakteri 
 
 
 
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 
Pengeenceran merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga volume larutan menjadi berubah (Nurohaianah et al, 2007).
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agarsemua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agarmenghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Menurut Winarni (1997), metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu :
1.        Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
2.        Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.     
3.        Metode Tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.
4.        Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya  (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies  (Dwidjoseputro, 1980).
 


 
 
BAB III
METODOLOGI
3.1.      Waktu dan tempat
                                    Ada pun praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 7 April 2017 jam 10.00 wib dan bertempat di laboratorium Mikrobiologi UNJA Pondok Meja.
 
3.2.      Bahan dan Alat
 
Bahan


1.         Akuades,
2.         Kapas,
3.         Aluminium Foil,
4.         Plastik wrap,
5.         Kertas pembungkus,
6.         Tissue,
7.         Kertas label,
8.         Alkohol 70%,
9.         Spritus
10.     Lontong


 
Alat


1.         Erlenmeyer 250 ml
2.         Batang pengaduk
3.         Tabung reaksi
4.         Rak tabung reaksi
5.         Cawan petri
6.         Autoklaf
7.         Oven
8.         Pemanas listrik/hot plate stirrer
9.         Pipet volumetric
10.     Bunsen
11.     Botol semprot alkohol
12.     Mortar
13.     Inkubator
14.     Vortex


3.3.      Skema kerja

1.    Siapkan bahan sampel lontong dan haluskan menggunakan mortar sebanyak 5 gram.

2.    Masukan sampel kedalam erlenmeyer 250 ml yang berisi aquades sebanyak 95 ml yang telah disterilkan. Aduk hingga homogen dan berikan label sebagai pengenceran pertama (10-1). Siapkan 4 tabung reaksi yang berisi masing-masing 9 ml aquades yang telah disterilkan dan berikan label 10-2 - 10-5.

3.    Ambil 1 ml dari erlenmeyer 250 ml dan masukan kedalam tabung reaksi pengenceran kedua (10-2) kemudian tutup menggunakan kapas dan alumunium foil  aduk hingga homogen. Lakukan hingga pengenceran kelima (10-5).

4.    Ambil 1 ml pada pengenceran 10-5, 10-4 dan 10-3 tuang ke dalam cawan petri kemudian ditambahkan media NA yang masih cair (±450C) lakukan secara duplo, lilit pinggiran mulut petridish dengan plastik warp, kocok homogen dan tunggu sampai memadat, setelah memadat balikkan cawan petri, inkubasi selama satu hari (metode tuang).

5.    Lakukan pengamatan dan perhitungan jumlah koloni.


 

 

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1.      Data pengamatan

 

Bahan
Media
Pengenceran
Cawan petri
Koloni
5 gram lontong
NA
10-3
1
Belum terlihat pertumbuhan bakteri
5 gram lontong
NA
10-3
2
Belum terlihat pertumbuhan bakteri
5 gram lontong
NA
10-4
1
Dua koloni berbentuk bulat berwarna putih
5 gram lontong
NA
10-4
2
Satu koloi berbentuk lonjong berwarna putih
5 gram lontong
NA
10-5
1
Belum terlihat pertumbuhan bakteri
5 gram lontong
NA
10-5
2
Satu koloni berbentuk bulat berwarna putih

 

 

4.2.            Analisa hasil

Adapun hasil yang didapat dari pengenceran dan penanaman mikroba adalah sebagai berikut:

1.      Pada proses pengenceran dilakukan sebanyak lima kali.

2.      Isolasi bakteri dilakukan dengan cara menuangkan 1 ml dari pengenceran 10-3 - 10-5 kedalam petridish dan dilakukan secara duplo dan penumbuhan bakteri dilakukan selama satu hari.

3.      Dari data pengamatan yang di dapat, pengenceran 10-3 pada cawan petridish 1 dan 2 belum terdapat atau terlihat adanya bakteri, pada pengenceran 10-4 pada cawan petridish 1 dan 2 sudah ada bakteri dan pada pengenceran 10-5 pada cawan petridish 2 ada bakteri dan petridish 1 tidak terdapat bakteri.

4.      Bakteri yang diamati pada petridish terlihat berwarna putih licin dan tumbuh sebagai koloni yang berbentuk bulat dan lonjong. Ada pula koloni bakteri yang tumbuh hanya membentuk bintik kecil yang kurang jelas secara kasat mata.

5.      Pertumbuhan bakteri tidak signifikan disebabkan karena singkatnya waktu pertumbuhan mikroba.

 

4.3.            Pembahasan

 

            Pengeenceran merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga volume larutan menjadi berubah. Misal pada praktikum ini dilakukan memasukan sampel seberat 5 gram kedalam erlenmeyer 250 ml yang berisi aquades sebanyak 95 ml dan diaduk hingga homogen. Dari pengenceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi kedalam pelarut 9 ml ini disebut pengenceran 10-2. Begitu seterusnya hingga tingkat pengenceran yang diinginkan.

            Adapun prinsip pengenceran dalam praktikum kali ini adalah menurunkan jumlah bakteri yang tumbuh pada media NA sehingga semakin banyak melakukan pengenceran maka jumlah bakteri yang tumbuh akan semakin sedikit. Larutan yang digunakan dalam pengenceran ini harus mempunyai sifat osmotik yang sama dengan keadaan lingkungan bakteri asal, guna menghindari rusaknya sel bakteri, selain itu juga  dijaga agar tidak terjadi perbanyakan bakteri saat melakukan pengenceran berikutnya.

            Pengenceran yang dilakuakan dalam praktikum ini adalah pengenceran bertingkat, yaitu 10-1, 10-2,10-3, 10-4 dan 10-5. Tapi dalam praktikum kali ini sampel yang digunakan mulai dari pengenceran 10-3 – 10-5. Pengenceran 10-3 – 10-5 dituangkan kedalam cawan petridish sebanyak 1 ml secara duplo. Setelah itu tuangkan media NA kedalam cawan petridish yang telah diisi dari pengeceran 10-3 – 10-5 dan lilit pinggiran cawan petridis dengan plastik warp dan biarkan membeku lalu di inkubasi selama 1 hari.

            Setelah di inkubasi selama 1 hari, jumlah mikroba yang tumbuh diamati dan dihitung.

 

 

 

 

 
BAB V

PENUTUP

5.1.      Kesimpulan

Berdasrkan hasil yang di dapat dari praktikum ini maka dapat di tarik kesimpulan yaitu:

 

1.      Bakteri dapat tumbuh dengan baik jika tersedia media NA yang sesuai dengan lingkungannya.

2.      Dalam proses inkubasi bakteri diperlukan waktu yang cukup agar bakteri dapat tumbuh dengan baik.

3.      Media merupakan suatu bahan  yang terdiri dari campuran nutrisi yang di pakai untuk menumbuhkan mikroba.

 

5.2.      Saran

1.  Para praktikan diharapkan melakukan penanaman mikroba secara aseptis.

2.  Waktu inkubasi sebaiknya dilakukan lebih dari satu hari agar pertumbuhan mikrobanya terlihat jelas.

3.  Dalam perhitungan bakteri dengan cara pengamatan sebaiknya praktikan lebih teliti.

 

 

 

 

 

 


 

Daftar pustaka

 

Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala (Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.

Dwidjoseputro, 1980,  Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan : Jakarta.

Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan

Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS :Surabaya.

Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu : Kendari.

Nurohaianah et al,  2007.  Media . Jakarta : UI Press.

 

 



 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar