BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A.
Spektrofotometri
Spektrofotometri
adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar
monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector
vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah
spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa
baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun
absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorbsi (Harjadi, 1990)
Begitu
cahaya bertemu atau mengenaimateri, cahaya itu dapat dipantulkan,diteruskan
(ditransmisi), atau diserap(diabsorpsi). Bahan-bahan yang menyerapcahaya-tampak
disebut pigmen. Pigmen yangberbeda akan menyerap cahaya denganpanjang gelombang
yang berbeda, dan panjanggelombang yan diserap akan menghilang. Jikasuatu
pigmen diterangi dengan cahaya putih,warna yang kita lihat ialah warna yang
palingdipantulkan atau diteruskan oleh pigmen yangbersangkutan. (Jika suatu
pigmen menyerapsemua panjang gelombang, pigmen itu akantampak hitam.) Kita
melihat warna hijau saatkita melihat daun karena klorofil menyerapcahaya merah
dan biru ketika meneruskan danmemantulkan cahaya hijau. Kemampuanpigmen untuk
untuk menyerap berbagaipanjang gelombang cahaya diukur denganmenempatkan
larutan pigmen itu dalamspektrofotometer. Grafik yang
merupakan plotpenyerapan (absorpsi) cahaya oleh pigmen terhadap panjang
gelombang disebut spektrumabsorpsi (jamak: spektra absorpsi) (Campbell, 2000).
B.
Bayam
Bayam
(Amaranthus sp.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah Amerika
Tropik. Bayam semula dikenal sebagai tanaman hias, namun dalam perkembangan
selanjutnya bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, vitamin A
dan C serta sedikit vitamin B dan mengandung garam-garam mineral seperti
kalsium, fosfor, dan besi. Bayam memiliki masa budidaya yang pendek (23 hari)
dan umur simpan bayam yang relatif singkat (Sunarjono, 2006).
Klasifikasi
bayam merah yaitu sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Caryophyllales
Famili :
Amaranthaceae
Genus :
Amaranthus
Spesies : Amaranthus
gangeticusL.
(
Fatimah, 2009 )
Bayam
yang terkenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp sudah banyak dipromosikan
sebagai sayuran yang banyak mengandung gizi bagi penduduk di negara yang sedang
berkembang. Karena tanaman bayam memiliki kandungan gizi yang tinggi, maka
sayuran bayam sering disebut sebagai raja sayuran atau king of vegetable.
(Rukmana Rahmat, 1994).
Klorofil
adalah pigmen karena menyerap cahaya, yakni radiasi elekromagnetik pada
spectrum kasat mata(visib). Senyawa putih mengandung semua warna spectrum kasat
mata dari merah sampai violet. Tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak
di serap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil ada 2 macam yaitu klorofil a dan klorofil b
yang terdiri dari molekul polfirin, hemoglobin, moglobin dan enzim sitokrom ( Kimbal, 1990 ).
Klorofil
a yang dapat berperan serta langsung dalam reaksi terang, yang mengubah energi
matahari menjadi energi kimia. Klorofil b hanya dalam satu gugus fungsional
yang di ikat pada porfirin (Campbell, 2000)
C.
Pigmen
Pada Tanaman
Menurut
Singh (2012), Pigmen adalah molekul yang menyerap dan memantulkan
cahaya. Proses fotosintesis terjadi pada pigmen fotosintesis. tanpa adanya
pigmen tersebut mustahil tumbuhan mampu melakukan fotosintesis. fotosintesis
terjadi pada kloroplas yang menghasilkan dan memiliki pigmen klorofil. Klorofil
merupakan pigmen yang paling utama. Warna merah, oranye, biru, dan ungu dalam
jumlah banyak. Namun cahaya kuning diserap sedikit. klorofil memantulkan cahaya
kuning dan hijau sehingga klorofil tampak seperti waarna hijau.
Terdapat
banyak jenis klorofil, diantaranya klorofil a,b,c, dan d. Kloirofil adalah
pigmen utama yang terdapat hampir disemua tumbuhan yang melakukan fotosintesis
karena klorofil a sangat baik menyerap energi dibandingkan dengan klorofil yang
lain. Kombinasi klorofil a dan b berpengaruh terhadap panjang gelombang yang
diterima oleh klorofil. Fungsi klorofil adalah menangkap foton dari cahaya
matahari dengan menggunakan energi penggerak elektron (Ferdinand,2007).
Energi
cahaya diubah menjadi energi kimia oleh pigmen fotosintesis yang terdapat pada
membran interna atau tilakoid.klorofil a dan karotenoid adalah pigmen yang
utama. Penunjuk absorbsi yang kuat adalah klorofil a dan b untuk panjang
gelombang biru dan ungu, jingga dan merah dan absorbsi kurang pada gelombang
hijau dan kuning. Klorofil adalah pigmen yang memberikan warna hijau kepada
tumbuhan, meskipun sebagian besar tubuh tumbuhan berwarna hijau namun energi
yang dihasilkan oleh tumbuhan berada di daun sebab daun melakukan fotosintesis
(Pertamawati,2010).
D.
Absorbansi
Absorbansi larutan akan bervariasi berdasarkan konsentrasi atau
ukuran wadah. Absorptivitas molar diperoleh dari pembagian absorbansi dengan
konsentrasi dan panjang larutan yang dilalui sinar. Hal ini artinya bahwa untuk
membandingkan antara satu senyawa dengan senyawa lainnya tanpa mengkhawatirkan
pengaruh konsentrasi dan panjang larutan. Disamping itu dalam penentuan
absorbansi larutan jika suatu larutan terlalu pekat, maka akan diperoleh
absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi
dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk
melihat warnanya. Absorbansinya sangat rendah (Mentari, 2012).
Pengujian pengaruh lama pemanasan terhadap absorbansi pigmen
menunjukkan bahwa pada umumnya penurunan absorbansi secara nyata terjadi
setelah pemanasan selama 30 menit. Selanjutnya penurunan absorbansi hampir sama
dengan sebelumnya. Penurunan absorbansi secara kualitatif menyatakan penurunan
intensitas warna (Wulan, 2001).
E.
pH
pH
adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma
aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen
tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional. Bila pH < 7
larutan bersifat asam, pH > 7 larutan bersifat basa. Dalam larutan
neutral pH=7 (Rachmawati et., al, 2009)
F.
Spektrofotometer
Spektrofotometer
adalah suatu alat atau instrument untuk mengukur transmisi atau absorben suatu
contoh sebagai fungsi dari suatu panjang gelombang (Chairns 2009).
Spektrofotometer
biasanya menggunakan sinar ultra violet, infra merah, atau cahaya tampak.
Pengukuran absorbansi atau transmitansi suatu system di daerah ultra violet
(UV) digunakan lampu deuterium yang menghasilkan sinar dengan oanjang gelombang
190-380 nm. Pengukuran menggunakan sinar tampak menggunakan lampu iodide
yang mampu menghasilkan sinar 380-1000 nm (Huda 2001).
Warna
komplementer atau warna kontras adalah warna yang berkesan berlawan satu dengan
lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang bersebrangan dan terdiri
atas warna primer dan sekunder. Warna kontras komplementer yang diserap oleh
spektrofotometer dalam bentuk cahaya monokramatik, yakni dua warna yang saling
bersebrangan (memiliki sudut 180 derajat) dengan kontras yang paling kuat
(Goethe 1995).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu Dan Tempat
Praktikum
ini dilakukan pada hari kamis, 15 maret 2018 pukul 08.00-10.00 WIB,
dilaboratorium kimia (B102). Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi.
3.2. Alat Dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gelas ukur, gelas piala, timbangan
analitik, spektofotometri, blender, Bunsen, kaki tiga, batang pengaduk, pH
meter, kertas saring, corong gelas, Erlenmeyer 100 ml dan colour reader.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tomat, bayam hijau, bayam merah, air, dan
aquades.
3.3. Prosedur Kerja
Sample
(tomat, bayam hijau dan bayam ungu) di timbang 100 gram, masing-masing sampel
diberi 2 perlakuan yaitu tanpa direbus dan direbus. Dihaluskan sample dengan
menggunakan blender di tambah 100 ml aquades, blender selama 2 menit. Disaring
menggunakan kertas saring dan ukur pH hasil saringan. Dilakukan pengulangan
tahap 1-3 untuk tomat dan bayam rebus. Dibandingkan perbadaan intensitas warna
antara yang mentah dan yang direbus.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel
1. Nilai absorbansi sampel yang direbus dan tidak direbus
Sampel
|
Panjang Gelombang
|
Perlakuan
|
Absorbansi
|
pH
|
Bayam Merah
|
400 nm
|
Segar
|
1,692
|
6,50
|
Rebus
|
1,522
|
7,22
|
Tabel
2. Mengukur pigmen bayam merah
Ulangan
|
Warna
|
|||||
Segar
|
Rebus
|
|||||
a
|
B
|
L
|
a
|
b
|
L
|
|
1
|
-0,3
|
+14,6
|
29,0
|
-1,8
|
+14,9
|
29,0
|
2
|
-0,2
|
+14,4
|
28,1
|
-1,5
|
+14,7
|
28,1
|
3
|
-0,2
|
+14,1
|
27,3
|
-1,7
|
+14,4
|
27,3
|
4
|
-0,5
|
+14,3
|
28,1
|
-1,6
|
+14,9
|
28,1
|
5
|
-0,5
|
+14,8
|
28,5
|
-1,6
|
+14,7
|
28,5
|
Tabel
3. Larutan standar
Konsentrasi
|
Absorbansi
|
0
|
0,326
|
5
|
0,328
|
10
|
0,349
|
15
|
0,417
|
20
|
0,772
|

Grafik
1. Kurva Strandar Bayam Merah
4.2
Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
Cairns
D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Erlangga : Jakarta
Campbell.
2000. Biologi. Erlangga: Jakarta
Fatimah, Siti. 2009. “Studi Kadar Klorofil Dan Zat
Besi (Fe) Pada Beberapa Jenis Bayam Terhadap Jumlah Eritrosit Tikus Putih
(Rattus Norvegicus) Anemia h. 1-94”. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Maulana Malik Ibrahim : Malang.
Ferdinand. 2007. Praktis Belajar
Biologi. Jakarta Timur : Visindo Media Persada.
Goethe.
1995. Scientific studies. The Collected Work. 12(1): 57
Harjadi.
1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia
Huda N. 2001. Pemeriksaan kinerja spektrofotometer
UV-Vis GBC 911A menggunakan pewarna tartrazine CL 19140. Sigma
Epsilon. 1(20): 15-20.
Kimball, J.W., 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid
1. Erlangga: Jakarta.
Campbell, Neil A. Biologi. 2003. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil A. Biologi. 2003. Jakarta: Erlangga.
Mentari, Sri, Rahayu. 2012. Absorbansi. http://www.scribd.com /doc/95126973/m
Absorbansi. Diakses pada tanggal 2 November 2012.
Makassar.
Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Dalam Lingkungan
Fotoautotrof Secara Invitro . Sains dan Teknologi Indonesia, 12
(1) : 31-37.
Rachmawati S.W., Bambang Iswanto, Winarni, 2009.
“Pengaruh Ph Pada Proses Koagulasi Dengan Koagulan Aluminum Sulfat Dan Ferri
Klorida”, Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 5, No. 2, Desember 2009, pp. 40-45
ISSN: 1829-6572.
Rukmana, Rahmat. 1994. Bayam Bertanam & Pengolahan
Pascapanen. Kanisius.Yogyakarta.
Singh. 2012. Isolation And Identification Of Pigment
Molecules From Leaves Of Prosopis
Juliflora. Resaerch of Pharmacy, 13(4) : 150-152.
Sunarjono,
H. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wulan, Siti Narsito. 2001. Kemungkinan pemanfaatan Limbah Kulit Kakao
sebagai Zat Pewarna. Jurusan Teknologi Pertanian.
LAMPIRAN
a. Bayam yang telah di
rebus
y
= 1,522 A
y
= 0,0196 x + 0,2422
1,522
= 0,0196 x + 0,2422
0,0196
x + 0,2422 = 1,522
0,0196
x = 1,522 - 0,2422
0,0196
x = 1,2798
x
= 1,2798
0,0196
x
= 65,30
b. Bayam yang tanpa di
rebus
y
= 1,692 A
y
= 0,0196 x + 0,2422
1,692
= 0,0196 x + 0,2422
0,0196
x +0 ,2422 = 1,692
0,0196
x = 1,692 - 0,2422
0,0196
x = 1,4498
x
= 1,4498
0,0196
x
= 73,97
Tidak ada komentar:
Posting Komentar