Jumat, 09 November 2018

laporan spektrofotometri perbandingan intensitas warna


BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A.      Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi (Harjadi, 1990)
Begitu cahaya bertemu atau mengenaimateri, cahaya itu dapat dipantulkan,diteruskan (ditransmisi), atau diserap(diabsorpsi). Bahan-bahan yang menyerapcahaya-tampak disebut pigmen. Pigmen yangberbeda akan menyerap cahaya denganpanjang gelombang yang berbeda, dan panjanggelombang yan diserap akan menghilang. Jikasuatu pigmen diterangi dengan cahaya putih,warna yang kita lihat ialah warna yang palingdipantulkan atau diteruskan oleh pigmen yangbersangkutan. (Jika suatu pigmen menyerapsemua panjang gelombang, pigmen itu akantampak hitam.) Kita melihat warna hijau saatkita melihat daun karena klorofil menyerapcahaya merah dan biru ketika meneruskan danmemantulkan cahaya hijau. Kemampuanpigmen untuk untuk menyerap berbagaipanjang gelombang cahaya diukur denganmenempatkan larutan pigmen itu dalamspektrofotometer. Grafik yang merupakan plotpenyerapan (absorpsi) cahaya oleh pigmen terhadap panjang gelombang disebut spektrumabsorpsi (jamak: spektra absorpsi) (Campbell, 2000).
B.       Bayam
Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah Amerika Tropik. Bayam semula dikenal sebagai tanaman hias, namun dalam perkembangan selanjutnya bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, vitamin A dan C serta sedikit vitamin B dan mengandung garam-garam mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi. Bayam memiliki masa budidaya yang pendek (23 hari) dan umur simpan bayam yang relatif singkat (Sunarjono, 2006).
Klasifikasi bayam merah yaitu sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Caryophyllales
Famili              : Amaranthaceae
Genus              : Amaranthus
Spesies            : Amaranthus gangeticusL. 
( Fatimah, 2009 )
Bayam yang terkenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp sudah banyak dipromosikan sebagai sayuran yang banyak mengandung gizi bagi penduduk di negara yang sedang berkembang. Karena tanaman bayam memiliki kandungan gizi yang tinggi, maka sayuran bayam sering disebut sebagai raja sayuran atau king of vegetable. (Rukmana Rahmat, 1994).
Klorofil adalah pigmen karena menyerap cahaya, yakni radiasi elekromagnetik pada spectrum kasat mata(visib). Senyawa putih mengandung semua warna spectrum kasat mata dari merah sampai violet. Tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak di serap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil  ada 2 macam yaitu klorofil a dan klorofil b yang terdiri dari molekul polfirin, hemoglobin, moglobin dan enzim sitokrom ( Kimbal, 1990 ).
Klorofil a yang dapat berperan serta langsung dalam reaksi terang, yang mengubah energi matahari menjadi energi kimia. Klorofil b hanya dalam satu gugus fungsional yang di ikat pada porfirin (Campbell, 2000)
C.      Pigmen Pada Tanaman
Menurut Singh (2012), Pigmen adalah molekul yang menyerap dan memantulkan cahaya. Proses fotosintesis terjadi pada pigmen fotosintesis. tanpa adanya pigmen tersebut mustahil tumbuhan mampu melakukan fotosintesis. fotosintesis terjadi pada kloroplas yang menghasilkan dan memiliki pigmen klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang paling utama. Warna merah, oranye, biru, dan ungu dalam jumlah banyak. Namun cahaya kuning diserap sedikit. klorofil memantulkan cahaya kuning dan hijau sehingga klorofil tampak seperti waarna hijau.
Terdapat banyak jenis klorofil, diantaranya klorofil a,b,c, dan d. Kloirofil adalah pigmen utama yang terdapat hampir disemua tumbuhan yang melakukan fotosintesis karena klorofil a sangat baik menyerap energi dibandingkan dengan klorofil yang lain. Kombinasi klorofil a dan b berpengaruh terhadap panjang gelombang yang diterima oleh klorofil. Fungsi klorofil adalah menangkap foton dari cahaya matahari dengan menggunakan energi penggerak elektron (Ferdinand,2007).
            Energi cahaya diubah menjadi energi kimia oleh pigmen fotosintesis yang terdapat pada membran interna atau tilakoid.klorofil a dan karotenoid adalah pigmen yang utama. Penunjuk absorbsi yang kuat adalah klorofil a dan b untuk panjang gelombang biru dan ungu, jingga dan merah dan absorbsi kurang pada gelombang hijau dan kuning. Klorofil adalah pigmen yang memberikan warna hijau kepada tumbuhan, meskipun sebagian besar tubuh tumbuhan berwarna hijau namun energi yang dihasilkan oleh tumbuhan berada di daun sebab daun melakukan fotosintesis (Pertamawati,2010).
D.      Absorbansi
Absorbansi larutan akan bervariasi berdasarkan konsentrasi atau ukuran wadah. Absorptivitas molar diperoleh dari pembagian absorbansi dengan konsentrasi dan panjang larutan yang dilalui sinar. Hal ini artinya bahwa untuk membandingkan antara satu senyawa dengan senyawa lainnya tanpa mengkhawatirkan pengaruh konsentrasi dan panjang larutan. Disamping itu dalam penentuan absorbansi larutan jika suatu larutan terlalu pekat, maka akan diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk melihat warnanya. Absorbansinya sangat rendah (Mentari, 2012).
Pengujian pengaruh lama pemanasan terhadap absorbansi pigmen menunjukkan bahwa pada umumnya penurunan absorbansi secara nyata terjadi setelah pemanasan selama 30 menit. Selanjutnya penurunan absorbansi hampir sama dengan sebelumnya. Penurunan absorbansi secara kualitatif menyatakan penurunan intensitas warna (Wulan, 2001).
E.       pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Bila pH < 7  larutan bersifat asam, pH > 7 larutan bersifat basa. Dalam larutan neutral pH=7  (Rachmawati et., al, 2009)
F.       Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah suatu alat atau instrument untuk mengukur transmisi atau absorben suatu contoh sebagai fungsi dari suatu panjang gelombang (Chairns 2009).
Spektrofotometer biasanya menggunakan sinar ultra violet, infra merah, atau cahaya tampak. Pengukuran absorbansi atau transmitansi suatu system di daerah ultra violet (UV) digunakan lampu deuterium yang menghasilkan sinar dengan oanjang gelombang 190-380 nm. Pengukuran menggunakan sinar tampak menggunakan lampu iodide yang mampu menghasilkan sinar 380-1000 nm (Huda 2001).
Warna komplementer atau warna kontras adalah warna yang berkesan berlawan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang bersebrangan dan terdiri atas warna primer dan sekunder. Warna kontras komplementer yang diserap oleh spektrofotometer dalam bentuk cahaya monokramatik, yakni dua warna yang saling bersebrangan (memiliki sudut 180 derajat) dengan kontras yang paling kuat (Goethe 1995).
















BAB III
METODOLOGI

3.1.      Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari kamis, 15 maret 2018 pukul 08.00-10.00 WIB, dilaboratorium kimia (B102). Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi.
3.2.      Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gelas ukur, gelas piala, timbangan analitik, spektofotometri, blender, Bunsen, kaki tiga, batang pengaduk, pH meter, kertas saring, corong gelas, Erlenmeyer 100 ml dan colour reader. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tomat, bayam hijau, bayam merah, air, dan aquades.
3.3.      Prosedur Kerja
Sample (tomat, bayam hijau dan bayam ungu) di timbang 100 gram, masing-masing sampel diberi 2 perlakuan yaitu tanpa direbus dan direbus. Dihaluskan sample dengan menggunakan blender di tambah 100 ml aquades, blender selama 2 menit. Disaring menggunakan kertas saring dan ukur pH hasil saringan. Dilakukan pengulangan tahap 1-3 untuk tomat dan bayam rebus. Dibandingkan perbadaan intensitas warna antara yang mentah dan yang direbus.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Nilai absorbansi sampel yang direbus dan tidak direbus
Sampel
Panjang Gelombang
Perlakuan
Absorbansi
pH
Bayam Merah
400 nm
Segar
1,692
6,50
Rebus
1,522
7,22

Tabel 2. Mengukur pigmen bayam merah

Ulangan
Warna
Segar
Rebus
a
B
L
a
b
L
1
-0,3
+14,6
29,0
-1,8
+14,9
29,0
2
-0,2
+14,4
28,1
-1,5
+14,7
28,1
3
-0,2
+14,1
27,3
-1,7
+14,4
27,3
4
-0,5
+14,3
28,1
-1,6
+14,9
28,1
5
-0,5
+14,8
28,5
-1,6
+14,7
28,5

Tabel 3. Larutan standar
Konsentrasi
Absorbansi
0
0,326
5
0,328
10
0,349
15
0,417
20
0,772



Grafik 1. Kurva Strandar Bayam Merah
4.2 Pembahasan


DAFTAR PUSTAKA
Cairns D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Erlangga : Jakarta
Campbell. 2000. Biologi. Erlangga: Jakarta
Fatimah, Siti. 2009. “Studi Kadar Klorofil Dan Zat Besi (Fe) Pada Beberapa Jenis Bayam Terhadap Jumlah Eritrosit Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Anemia h. 1-94”. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim : Malang.
Ferdinand. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta Timur : Visindo Media Persada.
Goethe. 1995. Scientific studies. The Collected Work. 12(1): 57
Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia
Huda N. 2001. Pemeriksaan kinerja spektrofotometer UV-Vis GBC 911A menggunakan pewarna tartrazine CL 19140. Sigma Epsilon. 1(20): 15-20.
Kimball, J.W., 2000. Biologi  Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga: Jakarta. 
Campbell, Neil A. Biologi. 2003. Jakarta: Erlangga.
Mentari, Sri, Rahayu. 2012. Absorbansihttp://www.scribd.com /doc/95126973/m Absorbansi. Diakses pada tanggal 2 November 2012. Makassar.
Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Dalam Lingkungan Fotoautotrof Secara Invitro . Sains dan Teknologi Indonesia, 12 (1) : 31-37.
Rachmawati S.W., Bambang Iswanto, Winarni, 2009. “Pengaruh Ph Pada Proses Koagulasi Dengan Koagulan Aluminum Sulfat Dan Ferri Klorida”, Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 5, No. 2, Desember 2009, pp. 40-45 ISSN: 1829-6572.
Rukmana, Rahmat. 1994. Bayam Bertanam & Pengolahan Pascapanen. Kanisius.Yogyakarta.
Singh. 2012. Isolation And Identification Of Pigment Molecules From Leaves Of Prosopis Juliflora. Resaerch of Pharmacy, 13(4) : 150-152.
Sunarjono, H. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wulan, Siti Narsito. 2001. Kemungkinan pemanfaatan Limbah Kulit Kakao sebagai Zat Pewarna. Jurusan Teknologi Pertanian.



LAMPIRAN
a. Bayam yang telah di rebus
y = 1,522 A
y = 0,0196 x + 0,2422
1,522 = 0,0196 x + 0,2422
0,0196 x + 0,2422 = 1,522
0,0196 x = 1,522  - 0,2422
0,0196 x = 1,2798
x = 1,2798
      0,0196
x = 65,30

b. Bayam yang tanpa di rebus
y = 1,692 A
y = 0,0196 x + 0,2422
1,692 = 0,0196 x + 0,2422
0,0196 x +0 ,2422 = 1,692
0,0196 x = 1,692 - 0,2422
0,0196 x = 1,4498
x = 1,4498 
       0,0196
x = 73,97

Tidak ada komentar:

Posting Komentar